Rabu, 25 Juli 2007

The Saitan story

Terjadilah apa yang seharusnya terjadi....
Berat sudah rasanya menjadi artis yang sangat diidolakan kawula muda
saat ini privasi bukanlah suatu hal yang harus dihargai.
Inilah kisah kami.... The saitan, ketika dikejar-kerjar fans kami.
Lokasi : Jl. Solo warung gudeg

Selasa, 24 Juli 2007

Gambar buatan ita karena kurang kerjaan


wallpaper untuk ita_Kun ! Ita_kun, Ita_Chan sayang ma ita_kun!
maaf yah udah lama ga bisa ikut latihan kempo bareng.
salam buat sempai teguh.



Anbu no konoha....



Hinata so cute



Ike.. ike.. ike.. ita_chan!


Hyuga hinata is my faforite character.

Kawai no ita_chan

Hari ini aku ulang tahun!!
Yeah senangnya sudah semakin tua!
Semakin dihormati?!

Makasih ya otosan dan okasan. Luv U!
Ita_Chan... Tanjobi Omedeto gozaimasu!!!

REMAJA DAN KONSEP DIRI

Di era yang moderen ini sangatlah penting bagi seorang remaja untuk memahami maupun mengenal konsep diri. Karena melalui pemahaman terhadap konsep diri, seorang remaja dapat menegnal siapa dirinya yang sebernarnya, seperti apakah dia, dan bagaimana cara dia menjaga diri serta memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Menurut C.J Rogers konsep diri adalah merupakan gambaran tentang diri sendiri sejauh evaluasi terhadap gambaran tersebut. Sedangkan menurut Hurlock, E.B, konsep diri merupakan jumlah total dari ide-ide atau gagasan-gagasan tentang apa dan siapa dia.

Dalam kehidupan nyata, konsep diri dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Penggolongan pertama adalah konsep diri riel yaitu konsep diri yang memandang diri sendiri seperti adanya. Penggolongan yang ke-dua adalah konsep diri ideal, konsep yang satu ini memandang diri sendiri seperti yang dicita-citakan. Saat ini konsep seperti ini begitu menjamur di kalangan muda terutama pada pergaulan remaja, misalkan saja seorang remaja begitu menuntut gambaran seorang remaja yang disebut ”gaul”. Seperti apakah gambaran ”remaja yang gaul” di mata para remaja saat ini? , tentulah bermacam-macam. Dan gambaran-gambaran tersebut saat ini sangat dicita-citakan oleh sebagian remaja Indonesia saat ini, mulai dari remaja yang desa hingga remaja perkotaan.

Golongan yang ketiga adalah konsep diri Patologis, konsep ini sering disebut-sebut sebagai konsep diri yang sakit. Konsep ini juga membahayakan bagi remaja khususnya. Banyak remaja menghayalkan untuk dapat melakukan sesuatu, tetapi kebanyakan remaja tidak berusaha merealisasikan apa yang telah ia khayalkan. Sehingga dalam konsep diri yang satu ini, si pengkhayal tidak berani untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah ia khayalkan itu, alias malas untuk melakukan sesuatu tetapi ingin mencapai yang diimpikan.

Konsep diri dapat juga dipandang dari berbagai sumber si pengkonsep. Konsep diri yang pertama disebut sebagai konsep diri subjektif. Konsep diri subjektif adalah melihat tentang diri sendiri. Konsep diri Objektif adalah bagaimana orang lain memandang diri seseorang. Sedangkan gabungan dari keduanya akan membentuk suatu struktur konsep diri (selft concept structure). Self concept structure inilah yang dibutuhkan sesorang agar dapat membangun diri menjadi lebih baik.




Hubungan antara Perut Lapar dengan Sikap Manusia

Sesuai dengan pengalaman pribadi saya, telah saya ketahui bahwa keadaan fisik seseorang ketika perut lapar akan lebih lemah dibandingkan dengan orang yang perutnya kenyang (Lapar bukan karena sengaja berpuasa). Keadaan orang yang perutnya tidak terisi akan emosinya juga kurang stabil. Buktinya orang tua saya sendiri (bapak), ketika beliau pulang dari kantor dan beliau belum makan siang, maka beliau cenderung akan marah-marah apabila ditanyai kejadian apa saja yang baru ia alami di kantor oleh ibu saya. Namun keadaan akan lebih berbeda ketika ayah saya sudah makan siang dan ibu saya menanyakan kejadian yang baru saja ia hadapi seharian di kantor. Beliau cenderung lebih halus dan lebih ramah perangainya.
Keadaan emosional yang kurang stabil yang diakibatkan oleh perut kosong atau lapar inilah yang terkadang menimbulkan banyak masalah yang terjadi di sekitar kita. Tidak hanya dialami oleh ayah saya, saya sendiri juga mengalami hal yang sama ketika keadaan perut sudah tidak terisi. Otak sudah susah diajak kompromi. Gerakan tubuh seakan-akan sudah bukan merupakan hasil koordinasi otak dengan hasil respon dari lingkungan luar.
Saya pernah juga menemui beberapa orang yang sedang melakukan rapat dalam sebuah ruangan. Mereka tidak menemukan titik temu dari masalah yang sedang mereka bahas. Rapat tersebut berlangsung dari pagi hingga petang. Di tengah-tengah waktu yang telah mereka jalani, terjadilah kericuhan antar anggota. Mereka saling bersilat lidah hingga sampai terjadi adu fisik (masih ingat kejadian saat anggota MPR Ina tahun X? Jangan-jangan mereka bersikap seperti itu karena bla..bla..bla ). Karena mereka malu akan sikap yang telah mereka lakukan, mereka terdiam, dan suasana menjadi hening sejenak. Ternyata keheningan tersebut bukan berlangsung sebentar, mereka justru lebih hening lagi.
Bukan karena masalah teratasi, tetapi karena kekosongan perut merekalah yang membuat suasana menjadi hening. Keadaan perut yang lapar inilah yang membuat orang-orang tersebut menjadi tidak bersemangat. Selain hal di atas, saya pernah mendengar cerita dari guru saya tentang penelitian seseorang dalam hal ini. Terdapatlah beberapa orang tentara angkatan laut yang sengaja di kirim dalam suatu ekspedisi (ekspedisi hanya rekayasa saja). Kapal tersebut berisikan lebih dari 50 tentara. Di kabin kapal tersebut hanya tersedia beberapa bahan makanan saja. Ketika bahan makanan sudah habis, kemudian pada suatu ketika mereka dikumpulkan dalam salah satu kabin di kapal tersebut. Seorang peneliti memegang suatu benda besi, yang kemudian benda tersebut diperlihatkan pada para tentara tersebut. Saat para tentara ditanyai apakah benda yang dipegang oleh peneliti itu, kebanyakan tentara itu menjawab beragam makanan.

Lalu bagaimanakah hubungan yang sebenarnya mengenai perut lapar dengan koordinasi otak kita?? Saya sendiri tidak tahu.. he..he...