Selasa, 24 Juli 2007

Hubungan antara Perut Lapar dengan Sikap Manusia

Sesuai dengan pengalaman pribadi saya, telah saya ketahui bahwa keadaan fisik seseorang ketika perut lapar akan lebih lemah dibandingkan dengan orang yang perutnya kenyang (Lapar bukan karena sengaja berpuasa). Keadaan orang yang perutnya tidak terisi akan emosinya juga kurang stabil. Buktinya orang tua saya sendiri (bapak), ketika beliau pulang dari kantor dan beliau belum makan siang, maka beliau cenderung akan marah-marah apabila ditanyai kejadian apa saja yang baru ia alami di kantor oleh ibu saya. Namun keadaan akan lebih berbeda ketika ayah saya sudah makan siang dan ibu saya menanyakan kejadian yang baru saja ia hadapi seharian di kantor. Beliau cenderung lebih halus dan lebih ramah perangainya.
Keadaan emosional yang kurang stabil yang diakibatkan oleh perut kosong atau lapar inilah yang terkadang menimbulkan banyak masalah yang terjadi di sekitar kita. Tidak hanya dialami oleh ayah saya, saya sendiri juga mengalami hal yang sama ketika keadaan perut sudah tidak terisi. Otak sudah susah diajak kompromi. Gerakan tubuh seakan-akan sudah bukan merupakan hasil koordinasi otak dengan hasil respon dari lingkungan luar.
Saya pernah juga menemui beberapa orang yang sedang melakukan rapat dalam sebuah ruangan. Mereka tidak menemukan titik temu dari masalah yang sedang mereka bahas. Rapat tersebut berlangsung dari pagi hingga petang. Di tengah-tengah waktu yang telah mereka jalani, terjadilah kericuhan antar anggota. Mereka saling bersilat lidah hingga sampai terjadi adu fisik (masih ingat kejadian saat anggota MPR Ina tahun X? Jangan-jangan mereka bersikap seperti itu karena bla..bla..bla ). Karena mereka malu akan sikap yang telah mereka lakukan, mereka terdiam, dan suasana menjadi hening sejenak. Ternyata keheningan tersebut bukan berlangsung sebentar, mereka justru lebih hening lagi.
Bukan karena masalah teratasi, tetapi karena kekosongan perut merekalah yang membuat suasana menjadi hening. Keadaan perut yang lapar inilah yang membuat orang-orang tersebut menjadi tidak bersemangat. Selain hal di atas, saya pernah mendengar cerita dari guru saya tentang penelitian seseorang dalam hal ini. Terdapatlah beberapa orang tentara angkatan laut yang sengaja di kirim dalam suatu ekspedisi (ekspedisi hanya rekayasa saja). Kapal tersebut berisikan lebih dari 50 tentara. Di kabin kapal tersebut hanya tersedia beberapa bahan makanan saja. Ketika bahan makanan sudah habis, kemudian pada suatu ketika mereka dikumpulkan dalam salah satu kabin di kapal tersebut. Seorang peneliti memegang suatu benda besi, yang kemudian benda tersebut diperlihatkan pada para tentara tersebut. Saat para tentara ditanyai apakah benda yang dipegang oleh peneliti itu, kebanyakan tentara itu menjawab beragam makanan.

Lalu bagaimanakah hubungan yang sebenarnya mengenai perut lapar dengan koordinasi otak kita?? Saya sendiri tidak tahu.. he..he...

Tidak ada komentar: